TUGAS SENI BUDAYA
NAMA : AQILLA ENNADHIAZKA PUTRI
KELAS : 7E
NO. ABSEN : 05
MENGAMATI DAN MENGAPRESIASI
UPACARA ‘’MANUSUK SIMA’’ HARI JADI KOTA KEDIRI KE-1141 TAHUN
Manusuk Sima merupakan sebuah peristiwa penting terjadi 1141 tahun yang lalu dan menunjukkan sejarah berdirinya kota Kediri, berdasarkan Prasasti Kwak yang ditemukan di Desa Ngaben, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Manusuk Sima berarti penetapan sebuah Sima. Sima adalah sebuah wilayah yang dibebaskan dan diberikan kepada rakyat oleh raja.
Upacara Manusuk Sima yang ke 1141 diawali oleh seorang dalang yang membawakan wayang tokoh Semar dan diiringi 2 buah gunungan. Dan diiringi oleh tari-tarian kontemporer yang diperagakan oleh penari-penari dari sanggar Seni Tari di kota Kediri. Upacara Manusuk Sima juga melibatkan para budayawan yang ada di kota Kediri. Diantaranya ada perlengkapan upacara berupa bunga 3 warna dan dupa yang dibawa oleh 2 orang cantrik. Ada 2 pemudi yang membawa air suci di dalam tempayan yang berasal dari air suci dadapan dan air suci Lo Klotok.
Selanjutnya, air suci itu digunakan untuk membasuh Prasati Kwak tersebut. Setelah dibasuh, pasasti dimasukkan ke dalam sebuah kotak. Sementara itu, ada juga 2 orang cantrik yang mempersiapkan perlengkapan upacara berupa: batu kalumpang, alu, cangkul, arit, dan jarit. Lalu, prasati dibacakan yang merupakan terjemahan dari huruf Pallawa. Dilanjutkan dengan pemecahan telur di atas batu kalumpang dan penaburan abu. Hal ini menunjukkan pesan dari Sri Maharaja Rake Kayuwangi yaitu apabila rakyat tidak peduli terhadap Sima, maka akan hancur seperti telur yang dipecah di atas batu kalumpang dan hancur lebur seperti abu yang ditaburkan tadi.
Selanjutnya, prasasti dikirab oleh para budayawan dan diiringi para penari menuju ke balai kota dan upacara Manusuk Sima telah selesai.